Jumat, 12 Februari 2016

Mencari TK yang Baik Untuk Anak yang Asik (Part 1)




salah satu stimulasi di day care (membuat stempel dari sayuran) untuk tema "Makanan Sehat"


Sebelumnya saya sempat berpikir tentang perlu tidaknya mengikutkan anak sekolah TK. Hal itu karena putri saya sejak usia dua tahun sampai saat ini usia lima tahun kami 'titipkan' di day care. Di lembaga tersebut ia mendapatkan pendidikan anak khas usia dini. Lantas saya berpikir lagi apa sih sebenarnya tujuan pendidikan TK untuk anak, dan apabila di TK anak mendapatkan pembelajaran agama, budi bahasa, berhitung, membaca, bernyanyi, bersosialisasi dan berbagai keterampilan lainnya, maka putri saya sudah mendapatkan hal tersebut di day care.

Beruntung sekali kami orangtuanya mendapatkan day care yang ramah anak, concern terhadap perkembangan anak, tidak hanya mengasuh namun juga mendidik dengan memberikan stimulasi-stimulasi yang menyenangkan seperti cooking class, storry telling, memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang berguna, dll. Anak juga diajarkan (suka) membaca dan (suka) menulis tanpa memaksakan anak untuk bisa baca tulis sebelum waktunya. Hal tersebut terlihat dari kegiatan Ken di rumah yang suka sekali mengatakan kalau dia sibuk mau buat PR (padahal tidak pernah diberi PR) dan suka dengan buku serta suka menulis (walaupun seringnya ia tidak tahu huruf apa yang ia tulis). Mungkin untuk orang tua lain hal itu biasa saja karena banyak anak sekarang yang sudah bisa baca bahkan sejak sebelum usia 4 tahun dengan mengikuti les BIMBA, tapi bagi saya hal itu sudah sangat menyenangkan karena saya memang tidak pernah memaksakan anak  untuk bisa calistung sebelum usia sekolah karena semua ada waktunya.

Itu sebabnya saya agak telat mencari informasi tentang TK, karena sebelumnya bahkan saya berniat untuk tidak mengikutkan anak ke lembaga pendidikan tersebut. Namun karena banyak sekolah dasar yang mensyaratkan anak untuk lulus TK (saya tidak setuju dengan syarat ini sebenarnya), dan anak saya sangat bersemangat meminta untuk sekolah, maka saya putuskan untuk mencari sekolah yang baik untuknya. Dan yang semula saya berpikir untuk mencari TK yang biayanya di bawah UMP yang paling kecil di Indonesia (yang penting TK yah Ken) namun mengingat ilmu yang dulu pernah didapat bahwa pada masa early childhood anak harus mendapatkan stimulasi yang baik untuk pembentukan karakternya kelak maka sayapun memutuskan untuk mencari TK yang baik.

TK yang baik menurut kriteria saya adalah TK yang mau menerima semua anak sebagai pribadi yang unik, tulus menyayangi anak tanpa terkecuali, ramah anak dan ramah otak anak, tidak membuat stress sampai timbul school phobia, bisa merangsang minat baca, lebih mengedepankan character building tanpa meminggirkan cognitive building. Namun kognitif building yang saya maksud adalah lebih membentuk daya nalar atau logika berpikir yang kritis dan tidak malu mengemukakan apa yang ia pikirkan. Selain itu yang juga penting adalah sekolah yang baik harus bisa mengeluarkan potensi kebaikan pada diri anak yang belum terpengaruh kelas sosial untuk mau berteman ataupun menilai seseorang, hormat kepada yang lebih tua, sayang pada pada teman, apalagi sampai bisa membuat anak cinta dan peduli lingkungan dari kecil (seperti Ken yang selalu geram apabila ada yang buang sampah sembarangan) itu pasti akan jadi pilihan prioritas bagi saya dan sang ayah. 

 Jatisampurna, 12 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar